Perbedaan
Pengetahuan Kelompok Desa dan Kelompok Kota Mengenai IPTEK
Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata terdapat perbedaan IQ yang
sedikit antara kelompok anak desa dan kelompok anak kota, dimana prestasi anak
kota ternyata lebih tinggi daripada anak desa. Akan tetapi jikalau kita
perhatikan dengan seksama, kedua kelompok tersebut sama-sama memiliki anak cerdas, sedang (rata-rata), dan
bodoh dalam jumlah yang proposional (crow dan crow,1989). Pengetahuan juga
berhubungan dengan kelas sosial yang dapat di ukur dari satu atau lebih indikator
seperti pekerjaaan orang tua, pendapatan keluarga, tempat tinggal, dan tingkat
pendidikan orang tua (Cage dan Berliner, 1979).
Perbedaan
antara anak kelompok desa dan kelompok anak kota akan terlihat pada saat kedua
kelompok tersebut dipertemukan dalam satu ruang yang sama. Selain indikator
yang telah disebutkan oleh cage dan berline, 1987 terdapat satu indikator yang
menjadi peran utama sebagai pembeda antara kelompok desa dan kelompok kota
yaitu IPTEK. Perkembangan teknologi di kota sudah berkembang pesat dari
kalangan anak-anak dan remaja. Sedangkan di desa masih sangat minim sekali
untuk mengenal perkembangan teknologi. Misalnya pada salah satu desa yang
terdapat di Lampung Timur. Pelajar di desa tersebut sangat minim sekali tentang
pengetahuan teknologi khususnya pada siswa jenjang pendidikan SMP. Apa gunanya
teknologi dibidang pendidikan, bagaimana menggunakan teknologi dibidang pendidikan,
dan kapan teknologi akan digunakan. Dalam hal ini, internet sangat berperan
penting terhadap perkembangan pengetahuan teknologi yang semakin canggih.
Berdasarkan
pengamatan yang penulis lakukan, siswa SMP pada kelompok desa hanya mengetahui
internet sebagian kecil saja. fungsi internet yang mereka tahu hanyalah sebagai media sosial
saja. Media sosial yang mereka ketahui juga tidak banyak, mayoritas media
sosial yang mereka ketahui adalah Facebook
dan pornografi. Mereka tidak
mengetahui apa saja yang dapat dicari di dalam internet tersebut yang
berhubungan dengan pendidikan. Padahal mereka dapat mencari buku sebagai sumber
referensi untuk belajar, mencari pengetahuan mengenai dunia, mencari informasi
mengenai sekolah yang baik dan masih banyak lagi. Mungkin saja hal ini juga
terhambat dengan kurangnya signal pada
desa tersebut.
Kurangnya
pengetahuan mengenai IPTEK dapat mempengaruhi siswa dan siswi ketika akan melanjutkan
sekolah di kota. Mereka akan kesulitan untuk menyesuaikan diri bagaimana fungsi
internet yang sebenernya selain sebagai media sosial. Kasus ini juga sudah
diamati oleh penulis, siswa yang kesulitan untuk mengerti istilah-istilah dalam
buku cenderung menghubungi ibunya yang berada di desa dari pada mencari di google. Seperti yang telah kita ketahui,
google telah dijadikan sarana pokok
oleh anak-anak kelompok kota untuk mencari referensi sebagai acuan untuk
menambah wawasan. Orang tua dari anak kelompok kota sudah memeberikan handphone, ipad, sebagai sarana untuk
belajar. tetapi kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak juga dapat
mempengarahui pengetahuan anak terhadap hal-hal yang negatif.
Dari
kasus di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa mengajarkan ilmu teknologi
khususnya internet juga penting, karena hal ini akan mempengaruhi pengetahuan
siswa mengenai kemajuan yang ada di dunia. Tetapi, peran orang tua dan guru
sebagai pembimbing sangat lebih penting dalam memberikan pengarahan, perhatian,
dan memantau murid agar siswa-siswi tidak menyalahgunakan internet dan dapat membantu pertumbuhan siswa-siswi
dalam bidang psikomotorik.